Resensi Album: Dalam Dinamika — Perunggu dan Seni Bertahan di Tengah Kehidupan

Regina Alya
102 views
','

' ); } ?>

Perunggu melalui album Dalam Dinamika menunjukkan statusnya yang tak sebatas band after-work—menulis lagu untuk melepas lelah. Album ini menegaskan diri sebagai perwujudan pernyataan artistik yang matang, jujur, serta seringkali lirih dan getir—tetapi selalu bernalar. Melalui sembilan trek yang saling berkait, Perunggu merajut narasi tentang pergulatan personal, ekspektasi sosial, dan cara bertahan di tengah arus yang mendesak. Album ini dirilis sebagai babak baru yang lebih ekspansif serta mampu memperkaya pengalaman pendengar dengan tekstur yang lebih lembut dan minimalis, sesekali dilapisi synth atau mellotron.

Sekilas tentang Perunggu dan Lahirnya Dalam Dinamika

Perunggu adalah trio rock asal Jakarta yang beranggotakan Maul Ibrahim, Adam Adenan, dan Ildo Hasman. Dibentuk pada 2019, band ini mulai dikenal luas lewat album debutnya, Memorandum (2022) yang menampilkan nuansa rock alternatif dengan lirik yang merefleksikan narasi keseharian pekerja urban. Ciri khas Perunggu terletak pada kemampuan mereka dalam mengolah tema sederhana, mulai dari dunia kerja, rumah, cinta, sampai kehilangan. Seluruhnya disajikan sebagai kisah yang hangat nan getir, berpadu dengan musikalitas yang rapi dan terukur.

Album Dalam Dinamika yang dirilis pada 22 Agustus 2025 menandai fase baru bagi band ini. Mereka tampil lebih dewasa, baik secara musikal maupun tematik. Album ini diproduksi oleh Enrico Octaviano bersama Petra Sihombing. Dalam wawancara dengan GigSplay, Perunggu menyebut album ini sebagai catatan perjalanan hidup orang dewasa muda, tentang menavigasi ekspektasi keluarga, rasa kesepian di kota besar, serta ketegangan antara idealisme dan realitas. Dalam Dinamika dapat didengarkan sebagai arsip emosi generasi urban yang tumbuh di tengah perubahan sosial yang cepat dan menuntut.

Narasi Lirik: Dari Berlalu ke Bertahan

Kekuatan utama Dalam Dinamika ada pada lirik lagu-lagunya yang ringan namun mengendap, sederhana namun berlapis. Tapi sebagai lagu pembuka langsung menghadirkan dilema tentang keputusan seseorang untuk pindah ke Jakarta, kerinduannya pada Bandung, dan doa sang ibu yang menjadi benteng emosi. “Dunia boleh saja menahanku… Kupunya doa ibu.” Baris-baris ini menempatkan ketegangan antara ambisi dan rasa aman, antara kewajiban sosial dan kebutuhan personal. Motif doa ibu yang mengiringi lika-liku seorang pekerja urban berperan sebagai jangkar moral di sepanjang album. 

Di lain sisi, lagu seperti Amalan Baik memperlihatkan bagaimana band menautkan aktivitas sehari-hari, seperti membaca, belajar, dan proses mengumpulkan niat tulus di baliknya sebagai strategi bertahan hidup untuk menghadapi “neraka kota.” Pendekatan ini membuat album terasa relevan secara sosial. Analisis konteks ini juga tercermin pada pernyataan band saat merancang album. Mereka sengaja membuka tema lebih luas dari sekadar soal pekerjaan.

Struktur Tematik Antartrack

Salah satu kelebihan naratif Dalam Dinamika adalah urutan trek yang terasa intensional yang dimulai dari keraguan (Tapi) ke tahap persiapan etis (Amalan Baik). Trek berlanjut dengan menenun harapan yang penuh kerja keras (Gemilang), mewujudkan ketenangan pikiran (Pikiran yang Matang), dan membiarkan “bara” di dalam hati untuk tumbuh (Biarkan Ia Tumbuh). Tersaji pula unsur konfrontasi kesedihan dan berita buruk (Berita Buruk), pengakuan dukungan (Aku Ada Untukmu), perayaan kecil atas pencapaian (Berhasil), dan penutup yang sunyi namun final (Abu). Urutan tersebut bergerak seperti kurva psikologis yang menggambarkan siklus jatuh, menimbang, bertindak, dan menerima.

Musikalitas: Eksplorasi Tanpa Kehilangan Jati Diri

Secara sonik, Dalam Dinamika memperlihatkan keberanian Perunggu untuk bereksperimen. Perunggu tetap memegang format trio rock, tetapi menambah palet lewat aransemen yang lebih membuka ruang. Penggunaan instrumen mellotron, keyboard, dan momen minimalis gitar akustik (terutama pada lagu Berhasil) memberikan nuansa intim yang kuat. Keputusan kolaborasi hybrid dalam proses produksi juga memberikan warna rekaman berbeda antar-track. Ada nuansa “cinematic” pada beberapa lagu, sementara sisanya dibiarkan raw agar mendukung performa live. Laporan perilisan dan wawancara mengonfirmasi perubahan produksi ini sebagai bagian dari eksperimen band pada album kedua. 

Meski ada eksperimen, jiwa Perunggu di Memorandum tidak hilang. Energi band sebagai unit live masih terasa melalui dinamika drummer dan permainan bass yang menahan struktur riff agar tetap grounded. Hal ini membuat album mudah diterjemahkan ke panggung untuk performa live. Secara tonal, vokal utama ditempatkan lebih dekat pada pendengar: rapuh namun tegas, membuat lirik yang introspektif jadi lebih menyengat. 

Momen-Momen Puitis dan Kedalaman Emosional

Ada beberapa momen yang terasa seperti penulisan lirik dewasa, tidak hanya puitis tetapi juga menunjukkan citra yang berfungsi. “Sarapan porsi tukang gali” (dari lagu Tapi) menampilkan metafora kerja kasar yang menjadi ritual bertahan, “Neraka itu adalah kota ini” (dari lagu Amalan Baik) memberikan klaim etis yang tajam, serta “Aku t’lah jadi abu” di penutup (lagu Abu) membawa efek metaforis kuat tentang erosi identitas. Pembacaan makna ini konsisten dengan ulasan dan interpretasi awal dari banyak pengamat media yang menyoroti kedalaman lirik dalam sebuah album. 

Inkonsistensi Kecil dan Durasi Emosional

Jika harus menunjuk kelemahan, ada beberapa fragmen di mana densitas lirik yang padat membuat beberapa bait terasa terlalu “bertumpuk”. Ada momen-momen ketika band hendak merangkum banyak gagasan dalam satu lagu sehingga beberapa frasa tidak sempat bernapas. Secara musikal, keinginan untuk bereksperimen kadang membuat transisi antar track terasa agak terputus bagi pendengar yang berharap kesinambungan sonik yang lebih homogen. Namun, hal ini bisa dibaca juga sebagai konsekuensi logis dari tema album, bahwa dinamika itu sendiri menuntut ketidakpastian, sehingga jeda dan kontras sonik menjadi bagian dari narasi.

Relevansi Sosial dan Posisi di Kancah Musik Independen

Dalam Dinamika menempatkan Perunggu sebagai salah satu suara penting dalam arus indie/alt-rock Indonesia kontemporer. Mereka menyuarakan pengalaman kelas pekerja urban dengan bahasa yang mudah dimengerti tetapi tidak disimplifikasi. Album ini cocok dinikmati oleh pendengar muda yang hidupnya dinilai dari ekspektasi kerja, pernikahan, dan tekanan digital. Karya ini memberikan representasi emosional yang langka—bukan sekadar meratap, melainkan instrumen moral untuk bertahan. Media dan liputan saat perilisan menunjukkan respons hangat terhadap kedewasaan tematik ini.

Dalam Dinamika adalah album tentang belajar hidup di tengah guncangan. Memang pada dasarnya album ini bukanlah musik self-help yang merangkum solusi, melainkan sebuah ikhtisar perasaan: takut dan ragu, tetapi tetap berusaha dan menerima. Perunggu merilis album yang secara musikal membuka ruang baru namun tetap berakar pada gaya band. Bab demi bab di dalam liriknya berisi perjalanan batin yang bisa dibaca sebagai dokumentasi generasi. Album ini penting karena menunjukkan bahwa band indie Indonesia masih bisa berbicara tentang realitas keseharian dengan estetika tinggi dan rasa tanggung jawab artistik. Bagi pendengar yang mencari album yang solid secara komposisi dan kaya makna, Dalam Dinamika layak mendapat tempat.

DAFTAR PUSTAKA

Asnurida, Rani. (2025). Perunggu akan rilis album ke-2 Dalam Dinamika. Diakses pada 23 Oktober 2025 dari https://www.idntimes.com/hype/entertainment/perunggu-akan-rilis-album-ke-2-dalam-dinamika-00-96c7y-pz695j

Gigsplay. (2025). Perunggu rilis album kedua Dalam Dinamika: Lebih ekspresif dan lantang. Diakses pada 23 Oktober 2025 dari https://gigsplay.com/perunggu-rilis-album-kedua-dalam-dinamika-lebih-ekspresif-dan-lantang/

Nuraini, Azzahra. (2025). Dalam Dinamika, sebuah album eksploratif dari Perunggu. Diakses pada 23 Oktober 2025 dari https://rri.co.id/hiburan/1785191/dalam-dinamika-sebuah-album-eksploratif-dari-perunggu

Simorangkir, Eduardo. (2025). Menguji eksperimen baru Perunggu lewat Dalam Dinamika. Diakses pada 23 Oktober 2025 dari https://www.detik.com/pop/music/d-8091315/menguji-eksperimen-baru-perunggu-lewat-dalam-dinamika

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya