Raga Kecilku, Cintamu yang Memeluk Abadi

Dyahayu Armynati
63 views
','

' ); } ?>

Halo, Sobat Penbud! Siapa, sih, yang tidak kenal Nadin Amizah? Solois wanita asal Kota Kembang yang lahir pada 28 Mei 2000 ini populer melalui sejumlah karyanya yang hits, seperti “Bertaut”, “Sorai”, “Rayuan Perempuan Gila”, dan “Semua Aku Dirayakan”. Dalam belantara musik Indonesia yang semakin kaya warna dan ekspresi, Nadin Amizah hadir sebagai sosok penyair muda yang menjahit puisi ke dalam nada. Sejak kemunculannya lewat kolaborasi dengan Dipha Barus dalam lagu “All Good”, ia telah menjelma menjadi ikon musik indie folk yang memadukan lirisisme personal dengan lanskap musikal yang sarat suasana. 

Musik tak hanya soal bunyi dan irama, ia bisa menjadi jendela batin yang memperlihatkan isi hati penciptanya. Di tangan Nadin Amizah, musik menjelma menjadi bentuk puisi yang memeluk luka, memuliakan sepi, dan mengabadikan cinta. Album keduanya yang bertajuk “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya” menjadi saksi dari proses kedewasaan musikal dan emosional seorang penyanyi sekaligus penulis lagu muda yang karyanya kerap melintasi batas antara musik dan sastra. 

Salah satu lagu yang sarat akan makna dari album ini ialah “Kekal”. Lagu “Kekal” merupakan salah satu karya dari Nadin Amizah yang menawarkan perpaduan indah antara lirik yang puitis dan musikalitas yang sangat khas, lembut, serta emosional. Lewat “Kekal”, Nadin menyulam pengalaman personal menjadi lagu yang universal dalam barisan liriknya. Lagu ini menggambarkan perjalanan cinta dua insan yang saling menguatkan, menapaki lika-liku kehidupan hingga berlabuh pada keabadian rasa yang tidak lekang oleh waktu. Lagu ini menjadi rangkuman dari perjalanan cinta sekaligus sebuah perenungan eksistensial tentang luka, pemulihan, dan penerimaan.

Latar Belakang “Kekal” dan Posisinya dalam Diskografi Nadin Amizah

Album “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya” merupakan karya kedua Nadin Amizah setelah debut albumnya yang berjudul “Selamat Ulang Tahun” pada 2020 silam. Album ini dirilis pada 13 Oktober 2023 dengan menghadirkan total 11 lagu secara keseluruhan. Dalam album kedua ini, Nadin menghadirkan tema yang lebih dewasa, lebih menyentuh realitas, dan tidak lagi bersembunyi di balik metafora remaja. Ia mengangkat cinta sebagai pengalaman manusia yang kompleks: berbunga-bunga tetapi juga penuh luka, kekotoran, dan kebangkitan.

“Kekal” menjadi salah satu lagu penutup yang penting dalam album ini. Lagu ini seperti sebuah kesimpulan emosional dan filosofis terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lagu-lagu sebelumnya dalam album. Ia seakan berkata bahwa setelah semua yang terjadi—cinta yang datang, luka yang terbuka, kepergian, dan penerimaan—yang tertinggal adalah perasaan kekal saat cinta menyentuh jiwa dalam bentuk yang paling purba, yakni pengakuan dan penyembuhan.

Lirik yang Mengandung Simbolisme dan Kedalaman Emosi

Lagu “Kekal” yang dinyanyikan oleh Nadin Amizah menyuguhkan sebuah perjalanan emosional yang mendalam mengenai cinta dan keabadian. Melalui liriknya yang puitis dan penuh makna, Nadin mengeksplorasi tema tentang hubungan yang abadi serta menyelipkan pesan bahwa kenangan dan rasa yang telah hancur perlahan dapat dipulihkan. 

Nadin membuka lagu dengan kalimat ❝di antara kita dan semua yang berpasangan, jalan di utara dan tujuan yang berdampingan❞. Larik ini memperlihatkan bahwa cinta bukan hanya tentang dua orang yang berjalan bersama, tetapi juga tentang posisi mereka di tengah dunia yang penuh dengan pasangan lain. Frasa “jalan di utara” dapat dimaknai secara simbolis sebagai arah yang dingin dan sulit yang memberi kesan perjalanan berat atau tantangan dalam hubungan. Meskipun begitu, tujuan mereka tetap berdampingan, mengisyaratkan bahwa cinta ini tetap selaras meskipun berada dalam perjalanan yang penuh tantangan.

Kemudian, kalimat ❝diperjumpakan dengan akhir dan kerampungan, kita akan usai dan menyambut garis selesai❞ adalah sebuah pengakuan akan kefanaan. Cinta mereka mungkin akan selesai, tetapi ada penerimaan yang tulus akan hal itu. “Kerampungan” bukan kata umum yang digunakan dalam lirik lagu pop. Hal ini menunjukkan kesadaran puitis Nadin akan kekosongan yang bermakna dan akhir yang menutup dengan sempurna.

Repetisi ❝padamu, padamu❞ turut menunjukkan rasa pengabdian dan keterhubungan yang mendalam di antara kedua insan. Repetisi ini juga memperkuat kesan emosional, menciptakan nuansa yang mendalam, serta memunculkan kesan seperti gema kenangan yang terus hadir di dalam benak.

Selanjutnya, kalimat ❝bagaikan tawa yang tak selesai dan terulang-ulang❞ menjadi bait yang sangat menonjol dalam lagu ini. Bait ini bisa diartikan sebagai simbol dari kebahagiaan dan momen-momen berharga dalam hubungan yang terus-menerus terulang dalam ingatan meskipun waktu terus berlalu. Tawa yang “tak selesai” mengindikasikan bahwa kenangan yang membahagiakan itu terus hidup dalam resonansi emosional yang abadi dan menghangatkan hati.

❝Yang memeluk raga kecilku

Yang menyayangi kecilku

Yang memeluk jiwa kecilku

Dan semua-semua aku❞

Pada bagian klimaks, kita bisa melihat bagaimana Nadin membawa hubungan ini ke ranah psikologis terdalam. Ia berbicara tentang cinta sebagai relasi dua orang dewasa, juga tentang bagaimana cinta menyentuh lapisan terdalam dari dirinya, yaitu “anak dalam diri” atau inner child. Cinta ini menjadi pengalaman transformatif yang menyentuh trauma, rasa takut, dan kebutuhan akan penerimaan. Kalimat “semua-semua aku” merupakan bentuk penerimaan total dari sang kekasih terhadap segala sisi diri Nadin—rapuh, kuat, terluka, dan utuh. 

Kesederhanaan Musikalitas yang Menggetarkan

Secara musikal, “Kekal” didominasi oleh nuansa minimalis berupa piano yang lembut, petikan gitar yang menyayat, serta suara Nadin yang jernih namun penuh luka. Lagu ini mengandalkan emosi dalam vokal, bukan efek produksi berlebihan. Nadin menggunakan dinamika suara dengan sangat hati-hati. Ia berbisik, merintih, lalu menguat seiring emosi yang membuncah.

Pemilihan harmoni yang minor dan progresi akor yang lambat menciptakan suasana melankolis namun hangat. Tidak ada letupan besar seperti dalam lagu pop biasa. Justru dalam keheningan dan pengulangan, lagu ini berbicara paling keras. Pengulangan frasa “bagaikan tawa yang tak selesai” juga menjadi kekuatan utama musikal lagu ini—sebuah pengulangan yang semakin menegaskan makna emosional yang dalam.

Keunggulan dan Kelemahan “Kekal” 

Lagu “Kekal” menunjukkan kekuatan naratif dan simbolis Nadin Amizah sebagai penulis lagu. Ia menggali emosi terdalam manusia melalui bait-bait puitis dengan gaya bahasa yang bervariasi. Keunggulan lagu ini terletak pada ketulusan ekspresinya yang terasa otentik, seolah lahir dari pengalaman pribadi yang penuh luka dan pengampunan. Produksi musik yang minimalis turut memperkuat kesan intim lagu ini. Pendengar seakan diajak masuk ke dalam ruang kecil yang senyap, tempat Nadin menceritakan rahasia hatinya. Selain itu, lagu ini juga mengandung relevansi psikologis yang berhasil menyentuh aspek psikologi cinta, seperti inner child, trauma masa lalu, dan bagaimana cinta bisa menjadi ruang penyembuhan.

Namun, di balik kelebihan pasti ada kekurangan. Jika harus disebutkan kekurangannya, mungkin lagu ini tidak dirancang untuk semua telinga. Pendengar yang terbiasa dengan struktur lagu pop yang konvensional atau lirik yang lebih lugas bisa merasa lagu ini terlalu abstrak atau lambat. Di sisi lain, pengulangan frase “bagaikan tawa yang tak selesai” bisa dianggap membosankan jika tidak ditangkap dalam konteks emosional yang tepat. Justru di sanalah letak keberanian artistik Nadin. Ia tidak berkompromi pada selera pasar yang dangkal, melainkan menuntun pendengarnya untuk ikut menyelami ruang terdalam manusia.

Penutup: Penghormatan Cinta yang Abadi dan Penyembuhan Diri

“Kekal” merupakan sebuah penghormatan terhadap keabadian cinta dalam hubungan yang mampu bertahan melintasi waktu, menghadapi ujian, dan tetap tumbuh menjadi lebih kuat. Kepekaan Nadin dalam merangkai diksi yang puitis dan menyisipkan refleksi batin tentang inner child menjadikan “Kekal” sebagai lagu cinta yang berisi perjalanan menuju pengakuan dan penyembuhan diri.

Dengan sentuhan yang lembut dan penuh rasa, “Kekal” menjadi sebuah pengingat akan kekuatan cinta yang abadi, yang terus ada seiring waktu berlalu dan berbagai tantangan yang menghadang. Lagu ini menjadi sebuah karya yang akan terus hidup, bahkan saat cinta itu sendiri telah selesai.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya