Puisi-puisi ini menggambarkan hubungan manusia dengan alam, melalui simbol-simbol untuk menyampaikan pesan—sarat makna emosional juga eksistensial. Mencerminkan kecemasan terhadap ketidakseimbangan politik dan perubahan besar yang mengancam keteraturan hidup.Kumpulan puisi Nazwa Sakha Sabita
Ibu
Laut adalah ibu
Penyimpan kenangan
Perawat manusia
Sumber takutnya manusia
Laut selalu menemani tiap detik kehidupanmu
Saat kau mengambil ikan dari perutnya
Membuang setiap keburukan di daratan kepadanya
Dan seperti ibu pada anaknya,
Ia tetap tabah
dan diam
Matahari Dua
Langit selalu tampak biru
Biru muda, seperti pakaian seorang politisi gempal
Yang baru kaukenali tempo hari
Kau memuja keindahan langit biru
Pada matahari yang bersinar di kala pucatnya malam telah pergi
Tapi, kau cemas kalau-kalau mataharinya terbit menjadi dua
Suatu hari, kalau matahari di langit menjadi dua,
apa yang kira-kira akan kaulakukan?
Biru Membiru
Lautan yang menutupi separuh Bumi
Sungai yang mengalir di setiap jengkal kehidupan
Danau yang diam di balik kedalamannya
Rawa yang menyimpan setiap bentuk bahaya kehidupan
Dasar pengingat setiap kenangan manusia!
Hadir dalam setiap seni dan sejarah yang pernah ditorehkan
Menyembunyikan yang kelam di antara kedalaman yang dingin
Menyimpan tubuh yang membiru di balik biru
Biru Tua
Suatu hari yang terik
Kautatap langit biru
Dan kau menangis sendu pada lautan biru tua
Menangisi para manusia yang telah tiada
Sengaja dilupa dan ditelan lautan
Yang jiwanya sengaja disimpan oleh laut
Yang hilang berkelana di kedalamannya yang sepi
Yang sejarah pun tak sanggup mengingat mereka
Yang terlupakan, seperti kau menuliskan namamu di atas permukaan air