PADJADJARAN BOOK FAIR: BEDAH BUKU DILAN BERSAMA PIDI BAIQ

Redaksi Pena Budaya
769 views
','

' ); } ?>
Antusiasme pengunjung yang mengikuti acara Bedah Buku bersama Pidi Baiq dalam rangkaian acara Padjadjaran Book Fair 2016.

Antusiasme pengunjung yang mengikuti acara Bedah Buku bersama Pidi Baiq dalam rangkaian acara Padjadjaran Book Fair 2016.

 

Untuk memperingati Hari Buku Nasional, di Bale Pabukon diselenggarakan acara Padjadjaran Book Fair & Campus Festival and Exhibition (PBF & CFE) 2016. Acara yang digagas oleh Bale Pabukon di bawah Direktorat Inovasi, Korporasi Akademik dan Usaha Unpad ini dilaksanakan selama 7 hari, mulai dari tanggal 30 Mei-5 Juni 2016. Kegiatan ini memuat beberapa rangkaian acara yang bertema literasi, seperti Seminar, Talkshow, Bedah Buku, Workshop, Launching Pabukon Online Store, dan masih banyak lagi. Ada pula bazar buku dan bazar makanan yang menjual buku-buku diskon dan aneka makanan. Tak hanya itu, pengunjung yang hadir juga dihibur dengan penampilan band-band yang meramaikan acara ini.

Banyak pihak yang mengisi rangkaian acara Padjadjaran Book Fair ini, bukan hanya menghadirkan bintang tamu dan pembicara khusus, tetapi setiap fakultas turut mengirimkan perwakilannya untuk ikut mengisi dan meramaikan rangkaian acara yang digelar selama tujuh hari ini, diantaranya Fikom, FIB, Fapsi, dan FTG.

Salah satu rangkaian acara PBF yang dilaksanaakan Kamis (2/6) adalah Bedah Buku Dilan bersama Pidi Baiq yang berhasil menarik perhatian mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan ramainya pengunjung yang memadati Bale Pabukon Kamis kemarin. Keunikan gaya bahasa penulis yang biasa dipanggil Ayah ini selalu mengundang gelak tawa penonton selama acara berlangsung. Bahkan, penonton berteriak riuh saat sosok yang sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar Dilan ini muncul di panggung.

Dengan pembawaannya yang ramah, Ayah berhasil membuat suasana bedah buku menjadi tak berjarak dengan meminta penonton untuk duduk mendekati panggung. Hal tersebut membuat halaman panggung seketika disesaki oleh penonton, bahkan penonton bersedia duduk lesehan agar bisa lebih dekat dengan penulis favorit mereka.

“Sebenarnya acara ini bertujuan untuk menanamkan kecintaan dan kebanggan mahasiswa terhadap buku, juga mengajak masyarakat secara umum dan mahasiswa khususnya untuk berkarya lewat buku,” tutur Muhammad Firdaus Nurrah, selaku ketua pelaksana acara Bedah Buku Dilan ini.

Karakter dan cerita Dilan, 99 persen diambil dari kisah nyata, yaitu dari teman Pidi Baiq. Ketika ditanya bagaimana Pidi Baiq melakukan riset untuk karakter Dilan yang membuat banyak remaja wanita jatuh cinta pada karakter tersebut, dengan santai Ayah menjawab “Aku mah copy paste aja, orangnya kan ada, aku tau sifatnya, ya aku masuk-masukin aja ke dalam buku”.

Selama acara bedah buku Dilan ini, banyak sekali quotes yang keluarkan oleh Pidi Baiq, mulai dari yang serius sampai quotes penuh humor disampaikannya dengan penuh percaya diri. Seperti quotes yang dilontarkan Ayah untuk menanggapi pertanyaan salah seorang penonton yang mengaku kecewa dengan akhir cerita di novel Dilan 2 yang sad ending. Ia menjawab, “Masa lalu urusan perasaan, masa depan urusan pemikiran, tidak ada yang bisa menghapus masa lalu dalam kenangan kita sekalipun kita sudah bersama yang lain, itu akan terus ada”.

Sakit hati adalah potensi, karena dari sakit hati setidaknya seseorang jadi bisa berkarya dengan membuat puisi.” Pernyataan Pidi Baiq tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dari pengunjung yang hadir.

Antusiasme penonton jelas terlihat selama sesi tanya jawab ditawarkan. Banyak penonton mengacungkan tangannya, berebut kesempatan untuk bertanya mengenai novel Dilan.

Gokil banget ya Pidi Baiq. Saya belum baca Novel Dilan yang keduanya padahal, ya gapapa lah udah dikasih spoiler dikit. Aku juga jadi tau ternyata Ayah tuh nulis novel Dilan gak seserius seperti yang kebanyakan orang pikirkan,” ungkap Safira, salah satu pengunjung acara Bedah Buku Dilan saat ditanya kesan yang didapat dari acara ini.

Sesi terakhir acara Bedah Buku Dilan ini ditutup dengan meet and greet, meliputi sesi foto bareng dan penandatanganan buku secara langsung oleh Pidi Baiq. Sesi terakhir yang memakan waktu yang cukup lama ini tidak membuat antusiasme pengunjung menurun. Mereka semakin semangat karena bisa bertemu sekaligus mendapatkan tanda tangan dari penulis favorit mereka.(SDD/ULH)

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran