Sebatas Lengkara

Hanni Nabila Athaya
113 views
','

' ); } ?>

Seindah apa pun sesuatu, ia hanya berhenti pada tataran rupa dan tidak menyentuh makna yang lebih dalam. Kita hanya sampai pada tahap mengagumi, tidak dapat memiliki; sebatas keindahan yang tidak jadi kenyataan. Sekalipun rasa itu nyata, ia tak mampu didefinisikan atau bahkan sulit diungkapkan

Kau datang begitu singkat,
seperti cahaya di sela tirai pagi
tak lama, tetapi begitu indah untuk diingat
hingga membuatku lupa pada sepi

Kita hanya sebatas lengkara:
keindahan yang hinggap di tepi tanda,
bukan di antara kata dan aksara,
tetapi aku menyimpanmu di antara jeda

Telah kutelusuri semua jejak rasa
yang membawa atma ini pada titik harsa
Kau akan tetap jadi puisi yang tak selesai,
karena terlalu sulit tuk usai

Mantra yang Tak Selesai

sudah sejak lama,
aku telah menandatangani perjanjian rahasia
bahwa dalam suratan takdir, kau mungkin milikku

Namun, kau datang bagai mentari dari ufuk timur
membelah langit, membawa cahaya
Dan aku tergoda untuk menulis namamu di udara,
tetapi awan, terlalu enggan untuk mengizinkan huruf-huruf itu jatuh

Aku tahu, kau bukan untuk digenggam,
tetapi untuk disyukuri dalam diam,
seperti mantra yang tak pernah selesai kuhafal

Aruna di Ujung Waktu

Kau adalah aruna, cahaya lembut nan sunyi
yang pergi seperti ilusi
dan datang sebelum pesan ini sempat terucap

Kau berjalan bagai legenda yang diciptakan
Dan aku–sekadar penyair di tepi samudra yang mengukir namamu
Jika kau adalah laut, maka aku pasir yang memuja dari tepian
mengirimkan pesan lewat ombak yang tak pernah sampai padamu

Angin sporadis membawa perasaan harap
yang menyentuh tanpa menetap
Kusimpan kasih ini pada bintang
seperti mantra yang tak pernah selesai kuhafal

Tentangmu

Sarayu lembut menyapa, membelai halus pipiku
terbayang indah rupamu, yang tak ayal membuatku terpaku
Aku selalu hanyut pada arus tatapanmu, tanpa ingin ke tepi

Malam ini di ujung cahaya lilin, aku mengharapkan dirimu
sehingga api tahu, siapa yang membuatnya bergetar 
Bodohnya, aku tetap kembali menulis puisi kecil, dan itu tentangmu

Jika Aku Tak Lagi

Tanpa kau tahu, ada semburat lembayung di matamu,
Begitu elok, jauh, mustahil dijangkau oleh tangan fana
Jadi, biarkan aku tuk menyimpan bayangmu,
senyummu dan tawamu yang seringkali membuatku terpana

Kamu merupakan semua hal yang kutulis,
sedangkan aku adalah apa yang tak pernah kau baca.
Memang terkadang, hal indah hanya untuk dilihat 
dan tak harus dimiliki, kan?

Jika suatu hari aku berhenti menulis tentangmu
Itu bukan karena aku tak lagi mengingat,
Melainkan, aku sudah berdamai dengan merelakanmu

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya