Putra Putri FIB 2021: Ajang Bersaing Sekaligus Belajar Bersama

Bismoko Nizaar A
1213 views
','

' ); } ?>

Pena Budaya—Pada Sabtu (10/4) untuk pertama kalinya dalam sejarah, kompetisi pemilihan Putra Putri FIB (PPF) yang pada tahun ini bertemakan “Ngajaga Basa Ngariksa Budaya” dilaksanakan sepenuhnya secara virtual. Seluruh peserta yang berasal dari setiap himpunan di FIB mengikuti kompetisi ini dari kediaman mereka masing-masing. Hal ini tak lain dan tak bukan disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai hingga sekarang.

Pemilihan Putra Putri FIB sendiri adalah sebuah ajang pencarian bakat yang bertujuan mencari mahasiswa dan mahasiswi terbaik dari Fakultas Ilmu Budaya untuk kemudian menjadi perwakilan fakultas pada kegiatan serupa di lingkup universitas, yaitu ajang Putra Putri Padjadjaran (PPP).

Selayaknya ajang pencarian putra dan putri pada umumnya, setiap peserta terlebih dahulu harus menjalani karantina daring yang dilaksanakan dari tanggal 29 Maret hingga 2 April. Seluruh rangkaian karantina tersebut diakhiri dengan kegiatan pada Sabtu kemarin, yaitu “Grand Final Putra Putri FIB 2021”, hari penentuan duta fakultas terpilih untuk Putra Putri Padjadjaran.

Acara ini diawali oleh sambutan dari berbagai pihak, baik dari Nada Salsabila selaku Ketua Pelaksana PPF 2021, dari Muhammad Rizki Ramadhan selaku Ketua BEM Gama FIB Unpad, dan dari Ibu Dr. Lina Meilinawati Rahayu, M. Hum. selaku Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Riset FIB Unpad. Masing-masing memaparkan harapannya untuk mahasiswa dan FIB itu sendiri dari penyelenggaraan kompetisi Putra Putri FIB 2021 ini.

“Kegiatan seperti ini bukan hanya ajang kompetisi, melainkan juga sebagai ajang pembuktian diri bahwa sebagai mahasiswa, kita tidak hanya melulu belajar di kelas, tapi juga mengasah diri dan talenta,” tutur Ibu Lina saat menyampaikan sambutan.

Grand Final resmi dimulai ketika setiap peserta memaparkan pidato mengenai kebudayaan sunda yang berdurasi 30 detik. Pemaparan setiap peserta disaksikan oleh seluruh dewan juri, yang terdiri dari Bapak Taufik Ampera, M. Hum., Ibu Erlina Zulkifli Mahmud, M. Hum., Aditya Permana, dan Nabilla Aprila Siswara, yang merupakan Putra Putri Terpilih dalam ajang Putra Putri Padjadjaran 2020.

Untuk memeriahkan suasana dan memberikan kesempatan agar para peserta dapat istirahat sejenak, acara sempat dimeriahkan dengan penampilan Tari Cikeruhan yang merupakan kesenian asli Jatinangor. Tarian ini memiliki sejarah yang kuat dan berkaitan sangat erat dengan kebiasaan masyarakat Jatinangor dalam bercocok tanam.

Selepas hiburan tersebut, peserta kembali mengikuti seluruh rangkaian acara. Mulai dari sesi pengumuman “Top 10 Putra Putri FIB” yang mencakup lima peserta Putri dan lima peserta Putra, hingga dilanjutkan dengan sesi QnA atau sesi tanya jawab. Setiap dewan juri memberikan berbagai ragam pertanyaan baik dari aspek menjaga dan melestarikan kebudayaan Sunda maupun Indonesia, sampai aspek kemampuan dan talenta masing-masing peserta.

Rangkaian acara tersebut diakhiri dengan sesi yang menjadi inti dari kompetisi ini, yaitu sesi pengumuman pemenang. Terdapat tiga kategori yang diperebutkan oleh para peserta di kompetisi ini. Kategori pertama adalah “Best Talent Putra Putri FIB”, yang diraih oleh Raden Muhammad Iqbal Rizki Saputra dari Sastra Jerman dan Annisa Hudiya Sabira dari Sastra Sunda. Kategori kedua adalah “Putra Putri Favorit FIB”, yang diraih oleh Muhammad Rusliana dari Sastra Sunda dan Nafiil Azahra dari Sastra Inggris. Kategori ketiga adalah “Runner Up Putra Putri FIB”, yang diraih oleh Lintang Khairul Hakim dari Sastra Inggris dan Stanny Audrey dari Sastra Jerman. Dan untuk yang paling dinanti-nanti yaitu kategori “Putra Putri FIB”, diraih oleh Muhammad Wildan Febrian dari Sastra Inggris dan Nur Afrah Maryam Insani dari Ilmu Sejarah.

Kedua Putra dan Putri FIB terpilih mengaku tidak menyangka bahwa merekalah yang akan dinobatkan menjadi pemenang, sebab persaingan antar peserta begitu ketat. Mereka pun memaknai kesempatan ini bukan hanya sebagai kemenangan semata. “Kemenangan ini juga merupakan tantangan sekaligus amanah, yang tentunya harus saya jalani selama satu tahun ke depan,” ucap Wildan di pidato kemenangannya.

Senada dengan Wildan, Nami sebagai Putri FIB terpilih juga menganggap bahwa apa yang ia raih juga merupakan sebuah amanah yang harus diemban dengan baik. Nami pun berharap, kegiatan seperti kompetisi Putra Putri FIB ini, tidak akan berhenti di sini saja. Agar kelak mahasiswa dan mahasiswi FIB lainnya yang belum memiliki peluang kali ini, dapat memiliki kesempatan di kemudian hari.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran