Sudah 3 bulan sejak berakhirnya Olimpiade Tokyo 2020, yang dimulai dari 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 di Tokyo Jepang. Negeri sakura ini terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2020 ke – 125, yang harus tertunda selama satu tahun karena pandemi Covid-19. Mengingat bahaya akan Covid-19 yang dapat mengancam kesehatan para atlet, staff, hingga pengunjung, International Olympic Committee dan Tokyo 2020 Organising Committee harus mengambil keputusan untuk menunda pesta olahraga ini. Meskipun dilaksanakan pada tahun 2021, nama acara ini tetaplah Tokyo Olympic 2020.
Olimpiade Tokyo 2020 memiliki moto dengan tema “United by Emotion“, sementara untuk pawai estafet obor mengusung semboyan “Hope Lights Our Way“. Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 dilangsungkan di Stadion Nasional Jepang dan dibuka secara resmi oleh Kaisar Jepang, Kaisar Naruhito. Olimpiade edisi kali ini diikuti oleh sekitar lebih dari 11.000 Atlet dari perwakilan berbagai negara. Pesta olahraga satu ini secara total menyelenggarakan 339 pertandingan dari setiap cabang olahraga, termasuk cabang bola voli, yang sudah mulai dipertandingkan sejak hari ke-2 olimpiade.
Negara-negara yang mengirimkan perwakilannya dalam Olimpiade Tokyo 2020 pada cabang bola voli adalah Italia, Kanada, Jepang, Venezuela, Polandia, dan Iran yang tergabung dalam Pool A, serta Brasil, Tunisia, Rusia, Argentina, Amerika Serikat, dan Perancis yang tergabung dalam Pool B. Pertandingan pertama pada Sabtu, 24 Juli 2021 mempertemukan antara Italia vs Kanada (Pool A Putra). Hasil pertandingan berada di tangan Italia dengan perolehan 3 set selama 5 set berlangsung. Sedangkan, tuan rumah sendiri baru melakukan pertandingan pada hari Senin, 26 Juli 2021 melawan Canada, dan mereka berhasil menang dengan mengambil 3 set selama 4 set pertandingan. Jepang terus berjuang dalam memenangkan setiap pertandingan dan bercita-cita untuk bisa mencapai final.
Timnas Bola Voli Jepang 2021, yang dipimpin oleh Yuki Ishikawa, memiliki nama singkatan yang mereka panggil dengan “Ryujin Nippon” (龍神 = Naga 日本 = Jepang) yang berarti “Japanese Dragon God”. Tim ini berada pada peringkat ke-10 di dunia. Sebelum membahas lebih jauh perihal Ryujin Nippon pada Tokyo Olympic 2020 ini, kita bisa melihat sedikit sejarah Timnas Bola Voli Jepang selama bertanding di Olimpiade dari masa ke masa.
Bola voli Jepang pertama kali ikut serta dalam Olimpiade Musim Panas 1964 dan Tokyo, Jepang ditunjuk sebagai tuan rumah. Ini juga menjadi Olimpiade pertama yang diadakan di Jepang maupun benua asia. Namun pada saat itu, Jepang hanya dapat bertahan sampai babak Round Robin dengan posisi ke 3, dan membawa pulang medali perunggu. Di Olimpiade musim panas berikutnya, yaitu Mexico 1968, prestasi Jepang meningkat dengan berakhir sebagai Runner-Up dan mendapatkan medali perak. Puncak kejayaan mereka diraih pada Olimpiade Munich 1972, di mana mereka keluar sebagai juara utama dan mendapatkan medali emas. Namun sayang, sampai saat ini, kemenangan tersebut masih menjadi yang pertama dan terakhir bagi Bola Voli Jepang dalam perhelatan akbar Olimpiade.
Kembali ke masa kini pada Tokyo Olympic 2021, di mana Jepang kembali menjadi tuan rumah, mereka percaya diri dan menyatakan bahwa akan berusaha untuk memenangkan seluruh pertandingan, meskipun lawannya adalah tim kuat seperti Brazil dan Polandia. Timnas Bola Voli Jepang menggandeng pelatih dari Perancis, yaitu Philippe Blain serta Nakagaichi Yuichi, mantan atlet Voli Jepang yang pernah bertanding di olimpiade 1992 di Barcelona. Olimpiade 2020 ini menjadi momen terakhir bagi Yuichi dalam melatih Timnas Putra Bola Voli Jepang, setelah pensiun pada 21 September 2021. Gaya pelatihan dan strateginya dianggap kurang pas dan tidak pernah dapat benar-benar secara tepat mengeluarkan kekuatan masing-masing atlet dalam pertandingan.
Lantas, siapa sajakah para atlet terpilih yang kini semakin dikenal setelah penampilan cukup impresif mereka di Tokyo 2020?
Wing Spiker
Outside Hitter (penyerang dari kiri).
Opposite Spiker (penyerang dari kanan).
- Yuki Ishikiwa (OH)
Sang Kapten Yuki Ishikawa (OH) yang saat ini sedang menjadi milik Club Power Volley Milano Italy dipercaya dapat memimpin tim ini hingga final. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat ia memiliki karir yang gemilang di Italia. Namun, pahit harus ditelan setelah Jepang terhenti di tangan Brazil pada perempat final Olimpiade Tokyo. Atlet dengan nomor punggung khas 14 dan tinggi lonjakan sampai dengan 351 cm ini merasakan kekecewaan yang amat besar setelah tersingkir oleh Brazil dan mengungkapkan berjanji akan membuat Jepang bersama-sama kuat.
- Issei Otake (OS)
Atlet dengan tinggi 201 cm yang kini sedang berada dalam naungan Panasonic Panthers ini dikenal dengan sikap yang temperamental dan sering mudah terpancing oleh block lawan sehingga menjadi dua mata pedang bagi tim Jepang. Meskipun begitu, dia adalah yang salah satu yang terbaik dalam posisi penyerangan dari kanan.
- Kunihiro Shimizu (OS)
Tokyo Olympic 2020 menjadi kesempatan terakhir bagi ‘Gorila’ ini untuk bermain di ajang Olimpiade. Shimizu menjadi dua atlet yang tetap bertahan di Timnas dan merupakan atlet yang pernah bermain di Olimpiade Beijing 2008 bersama Tatsuya Fukuzawa.
- Ran Takahashi (OH)
Bintang muda baru di tim Jepang ini diharapkan akan menjadi the next Yuki Ishikawa. Meskipun begitu, sesungguhnya kemampuan Ran terlihat akan jauh berkembang diatas sang kapten di lihat dari receive dan back attack yang sangat rapi dan hebat di usianya yang masih 20 tahun. Ia menjadi atlet termuda selama Tokyo Olympic 2020.
- Tatsunori Otsuka (OH)
Dua tahun di atas Ran Takahashi, keduanya bersaing selama SMA di Kyoto hingga kini di tingkat Universitas.
- Kenta Takanashi (OH)
Selama Tokyo Olympic 2020 Takanashi tidak terlalu banyak diturunkan.
- Masaki Oya (S)
- Naonobu Fuji (S)
- Akihiro Yamauchi (MB)
Dengan tinggi mencapai 204 cm, hal ini menjadikan nya sebagai yang paling tinggi dalam tim.
- Lee Haku (MB)
- Taishi Onodera (MB)
- Tomohiro Yamamoto (L)
- Tomohiro Ogawa (L)
Editor: Tatiana Ramadhina