Laut Bercerita dan Perjuangan Mahasiswa 98 

Gloriyana Firdaus
677 views

Siapa yang tidak tahu dengan novel Laut Bercerita? Novel karya Leila S. Chudori ini sering sekali direkomendasikan oleh para penggemar buku sebagai buku bacaan yang yang wajib dibaca, mulai dari blog pribadi mereka sampai ke media sosial seperti tiktok sekali pun.

Laut Bercerita sendiri merupakan salah satu novel karya penulis Leila Salikha Chudori. Novel ini menceritakan kisah perjuangan dan pengorbanan seorang mahasiswa bernama Biru Laut yang kala itu menjadi korban penghilangan oleh rezim Orde Baru yang represif. 

Dengan mengambil latar tahun 1996, melalui tokoh Biru Laut, Leila membagi novel ini menjadi dua bagian cerita. Pada bagian pertama kita akan mendengar cerita dari sudut pandang Biru Laut dan di bagian kedua kita akan mendengar cerita yang dilanjutkan oleh sudut pandang Asmara Jati sebagai keluarga dari korban penghilangan paksa pada masa Orde Baru, yang merupakan adik dari Biru Laut itu sendiri, dengan latar waktu tahun 2000.

Menurut saya sendiri, novel ini cukup membekas dan berhasil membawa saya seperti benar-benar berada di antara aksi perjuangan mereka dalam memperjuangkan hak demokrasi yang direnggut pada masa Orde Baru. Orang-orang yang berani melawan seperti Biru laut akan mendapatkan penyiksaan, disekap, sampai menghilang secara misterius. Meskipun fiksi, novel ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh beberapa aktivis pada masa itu dan dijadikan tokoh fiksi dalam novel tersebut. 

Leila S. Chudori sendiri diketahui sampai mewawancarai beberapa aktivis yang berhasil selamat dari peristiwa penculikan 1998, sehingga tak heran apabila kejadian di novel ini akan terasa sangat nyata bagi para pembacanya.

Selain itu, gaya bahasa buku ini sangat puitis dan mampu memberikan kesan emosional kepada para pembacanya. Gaya bahasa yang puitis tersebut ditambah dengan banyaknya pesan dan edukasi yang ingin disampaikan Leila dalam novel ini, terutama bagi anak-anak muda yang belum lahir atau masih terlalu kecil untuk mengerti situasi pada zaman Orde Baru. Leila memberikan kita gambaran mengenai situasi yang terjadi pada saat itu. Bagaimana gentingnya situasi zaman tersebut sampai-sampai kawan seperjuangan sendiri menjadi pengkhianat.

Selain ceritanya yang memberikan kita gambaran tentang situasi genting pada masa Orde Baru, itu sifat setiap tokohnya pun dapat kita jadikan sebagai pembelajaran. Seperti sifat Asmara Jati yang mampu bersikap tegar dan bergerak maju di tengah kekalutan dan kesedihan yang terjadi pada saat itu, atau Naratama yang tidak pernah menyerah dalam berjuang bersama teman-temannya walaupun ia sering sekali dicurigai sebagai agen ganda.

Kendati demikian, novel ini tak luput dari kekurangan. Pada bagian awal, saya merasa Leila banyak sekali mengenalkan tokoh dan membuat saya agak sulit untuk mengikuti cerita karena karakternya sering membuat saya tertukar. Selain itu, alur novel yang maju mundur juga dapat membuat para pembaca sedikit kebingungan di awal, apalagi bagi mereka yang tidak terbiasa dalam membaca buku dengan alur maju mundur.

Terluput dari itu semua, novel ini memang benar-benar bagus, banyak hal positif yang bisa kita ambil dari novel ini. Seperti jangan pernah putus asa dengan apa yang kita kerjakan, jangan pernah takut dengan hasil yang buruk, selama kita mau memulai, bergerak dan menyelesaikannya. Pada akhirnya, novel ini menjadi bacaan wajib bagi kalian yang ingin mengetahui sejarah Orde Baru yang tak pernah dipelajari di sekolah.

guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran