Soal UTBK Bocor Kembali?

Shafira Aziza Rahmani
927 views

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan dugaan kecurangan peserta dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2022. Hal ini dibuktikan dengan bocoran soal-soal ujian yang tersebar di berbagai platform sosial media seperti Twitter, Instagram, dan Tiktok. Persoalan ini pun menjadi sebuah informasi yang menyebabkan kegundahan, keresahan, dan kekhawatiran bagi para peserta UTBK 2022.

Mengenai hal ini, pihak Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) meragukan adanya tindak kecurangan dalam proses ujian tersebut. “LTMPT menegaskan bahwa selama pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2022 baik Gelombang 1 maupun Gelombang 2 sejumlah 28 sesi sama sekali tidak terjadi kebocoran soal. Hal ini disebabkan LTMPT telah merancang soal UTBK-SBMPTN 2022 berbeda untuk setiap sesi. Artinya, tidak ada soal UTBK-SBMPTN 2022 yang sama antar sesi,” ujar Ketua LTMPT Mochamad Ashari, dikutip dari Mediaindonesia.com,pada Senin (20/6/2022). Ia juga menegaskan bahwasanya segala bentuk upaya kecurangan itu tidak berpengaruh terhadap keakuratan penilaian hasil UTBK sebagai bahan seleksi jalur SBMPTN 2022.

Sebagaimana ditulis oleh Hai.grid.id, bukti kecurangan tersebut pertama kali dibagikan oleh akun Twitter @Chanecha022 pada Jumat, 17 Juni 2022 lalu, tepat seminggu menjelang pengumuman hasil UTBK 2022. “Teman-teman, aku nemu ini di telegram grup belajar gitu..,” cuitnya dengan menyematkan link google drive yang berisi sejumlah foto soal UTBK 2022 yang ditangkap kamera secara diam-diam. 

Tidak hanya berupa soal, terungkap juga data diri dan foto para peserta ujian yang diduga menyebarkan soal-soal tersebut. Kok bisa, ya? Padahal kan waktu ujian berlangsung itu tidak diperkenankan  membawa gawai.

Jangankan para peserta, orang lain yang bukan bagian dari peserta UTBK 2022 pun kesal dengan kebocoran soal ini. Pastinya, mereka tidak rela apabila kasus ini hanya dipendam tanpa diusut lebih jauh lagi.

Kurang dari 24 jam, postingan tentang kebocoran soal itu tersebar. Hampir seluruh platform sosial media menjadikan kasus ini trending, terutama di Twitter. Salah satu akun menfess @sbmptnfess pun mengusut persoalan ini dengan memposting kembali foto-foto soal yang bocor lewat google drive tadi. Dalam postingan tersebut, tentu saja ratusan netizen saling memberi komentar, banyak dari mereka yang kebingungan akan penyebab soal-soal ini bisa tersebar.

Persoalan ini seakan menjadi misteri yang mengundang banyak spekulasi para netizen. Lagi pula, aneh juga, ya. Kok bisa banyak soal yang bocor di tengah pengawasan ruang ujian yang sangat ketat?

Menurut saya, perihal kebocoran soal UTBK ini sudah menjadi rahasia umum. Toh jika saya amati beberapa tahun ke belakang,kebocoran soal UTBK atau kecurangan yang dilakukan selalu ada. Di tahun 2020 misalnya, sebagaimana laporan berita dari Tribunnews.com, terungkap 218 peserta UTBK-SBMPTN yang didiskualifikasi karena terindikasi melakukan kecurangan dengan membawa gawai untuk mengambil foto soal ujian. 

Sama halnya di tahun 2021 lalu, sebagaimana ditulis oleh radarsulteng.id, tiga orang peserta didapati menggunakan perangkat elektronik canggih yang terpasang di bajunya. Ketiganya ditemukan menggunakan barang bukti berupa gawai, baju kaos berwarna hitam, modem, dan headset yang sudah dimodifikasi. Saat itu para tersangka diyakini melakukan komunikasi dengan joki dari lokasi tempat melaksanakan ujian. 

Dari banyaknya kasus kecurangan saat pelaksanaan UTBK-SBMPTN ini, selain dari ketertiban pesertanya, juga perlu ada evaluasi dari pihak LTMPT dan pengawas ujian. 

Semisal ada peserta yang ketahuan memotret soal, pihak pengawas harus segera mengeluarkan peserta dari ruang ujian, menyita perangkat elektroniknya, dan segera hapus file yang tertangkap di perangkat tersebut. Tentu saja, dibutuhkan pengawas yang betul-betul mengawasi satu ruangan ujian tersebut.

Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kecurangan, yang mana file kebocoran soal tidak akan tersebar luas, dan tidak akan membuat risau para peserta dengan berita-berita yang beredar. Selain itu, untuk ke depannya, pihak LTMPT perlu melakukan sosialisasi yang tegas kepada para pengawas ujian. Sebab, sejauh ini, menurut pengalaman saya, di setiap pusat UTBK berbeda keketatan dalam pengawasannya. 

Pada saat saya melaksanakan UTBK 2021 lalu, tempat yang menjadi pusat pelaksanaan ujian tersebut hanya memeriksa perihal identitas saja, seperti KTP dan Kartu Peserta. Sementara pemeriksaan lain, body checking misalnya, itu tidak ada. Namun, beberapa tempat UTBK lainnya melakukan hal tersebut.

Tapi, sebenarnya orang-orang yang melakukan tindak kecurangan ini tidak hanya kita temui sekali saja. Banyak pula hal yang serupa terjadi di luaran sana, seperti orang-orang menyontek, membeli kunci jawaban, menyogok masuk sekolah, bahkan menyogok masuk kerja untuk menduduki posisi tertentu. 

Bukankah segala bentuk kecurangan pasti akan berdampak untuk masa depan? Dalam hal kebocoran soal di UTBK 2022 ini, saat para pelaku kecurangan tersebut mengerjakan soal ujian, mungkin mereka merasa tidak ada beban karena semua soal beserta jawabannya sudah terbayang sehingga mereka hanya perlu mengisi jawaban. Padahal, dampaknya akan terasa beberapa waktu ke depan.

Saya kira, selebihnya, dampak dari kecurangan yang dilakukan saat UTBK akan lebih terasa di bangku kuliah. Misalnya, mereka yang dari awal sudah berbuat curang akan merasa kesulitan untuk maju secara akademik. Dibandingkan dengan orang yang jujur, mereka juga akan kehilangan kepercayaan diri saat mengerjakan tugas dan ujian. 

Lagipula, soal-soal UTBK yang telah dirancang adalah gambaran umum yang akan berguna di bangku kuliah. Misalnya, materi Pemahaman Umum di UTBK akan menggambarkan bagaimana pentingnya berpikir logis di beberapa mata kuliah—contohnya mata kuliah Dasar-Dasar Filsafat. 

Tidak hanya rusak dalam hal akademik, orang yang terbiasa dalam berbuat hal curang, seperti menyontek, akan merusak moralnya sendiri. Menurut Sarah Sparks dalam “Studies Find Cheaters Overinflate Academic Ability”, orang yang berhasil menyontek pada akhirnya akan menyontek lagi. Alasannya adalah untuk menenangkan hati. Kebiasaan inilah yang akan membuatnya ketergantungan dan dilakukan terus-menerus. Karenanya, moral pada dirinya akan rusak. 

Lalu, bagaimana nasib orang-orang yang sudah susah payah melakukan ujian dengan jujur pada UTBK 2022 ini? Rasa kesal, kecewa, dan merasa tidak adil pun pasti ada. Namun, menurut saya,tidak perlu terlalu dibawa pusing, percayalah bahwa rezeki tidak akan salah orang.

Sebenarnya, tawaran-tawaran semacam itu saya rasakan juga di dunia kuliah. Beberapa kali saya lihat ada iklan penawaran joki tugas hingga joki skripsi. Entah ada yang pakai jasanya, entah tidak. 

Hal yang saya yakini adalah jangan pernah bosan untuk jadi orang jujur. Jika kita terbiasa berperilaku jujur, maka hidup akan tenang dan damai. Bukankah kita akan menuai sesuai dengan apa yang kita tanam? 

guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran