Harga Tiket Masuk ke Candi Borobudur Naik, Apakah Keputusan yang Tepat?

Marha Adani Putri
638 views

Pada 4 Juni 2022 lalu, pihak pengelola Candi Borobudur bersama pemerintah melakukan Rapat Koordinasi dan berencana untuk menaikkan harga tiket naik ke area stupa Candi Borobudur. Kenaikan harga tiket untuk naik ke area stupa candi terbilang sangat drastis.

Sebelumnya, untuk dapat masuk ke pelataran hingga naik ke area stupa candi, hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp50.000 untuk orang dewasa. Namun, dalam rencana yang dibuat oleh pihak pengelola dan pemerintah, dengan biaya tersebut, wisatawan domestik hanya dapat masuk hingga ke pelataran candi saja dan baru dapat naik ke area stupa candi dengan membeli tiket seharga Rp750.000.

Keputusan mengenai rencana kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur ini tentunya banyak mendapat tentangan dari masyarakat. Pasti yang terlintas di benak banyak orang adalah mengapa harus mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk menikmati salah satu harta milik Nusantara? 

Dari Sabang sampai Merauke, lho, yang punya Candi Borobudur. Bukan pemerintah saja. Para pendatang pun bukan hanya sultan-sultan berduit, tetapi seluruh warga Indonesia dengan latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Terlebih sekarang ini kita sedang dalam masa pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.

Bagaimana jadinya jika rencana kenaikan harga tiket masuk candi ini diresmikan? Efeknya gak main-main, brodi. Yang saya pikirkan cuma satu: bagaimana kalau nanti para generasi penerus bangsa gak ada yang tahu kalau Indonesia punya harta seindah punden berundak yang melambangkan kosmologi Buddha Mahayana alias Candi Borobudur? Bisa bahaya ini. 

Jangan sampai para orang tua berpikir dua kali untuk mengajak anak-anak mereka ke situs-situs bersejarah di tanah air karena harga tiket masuknya yang terlalu mahal. Mau jadi apa mereka kalau cuma tahu ultraman? Hiks.

Tapi, ada yang lebih bahaya dan menyedihkan. Teknologi di zaman sekarang ini sudah canggih sehingga pertukaran budaya lebih mudah. Budaya-budaya luar sudah banyak yang masuk ke Indonesia, contohnya budaya Korea yang disalurkan melalui K-Pop dan K-Drama. Terlalu menyayat hati jika nanti para remaja pecinta K-Pop dan K-Drama di Indonesia malah terlena dengan budaya mereka dan lebih memilih Rp750.000 untuk menonton oppa-oppa. Sangat disayangkan. 

Seperti yang sudah saya mention sebelumnya, Candi Borobudur dikunjungi oleh orang-orang dengan latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, termasuk umat Buddha. Salah satu tokoh Buddha yaitu Biksu Sri Pannyavaro Mahathera mengatakan bahwa harga tiket sebesar itu akan menjadi kendala bagi umat Buddha dari pedesaan yang hendak beribadah di puncak candi. 

Dikutip dari Kompas.com, ia mengungkapkan kenyataan pahit yang akan terjadi pada umat Buddha dari pedesaan jika harga tiket naik ke area stupa Candi Borobudur benar-benar naik. Rakyat kecil tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan puja atau pradaksina karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka.

Kalau dilihat-lihat, rencana kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur ini efeknya benar-benar gak sepele, ya. Mulai dari akan menurunnya wawasan Nusantara di kalangan generasi penerus, hingga terhalangnya pelaksanaan ibadah yang memang wajib dilaksanakan. 

Eitsss tapi tunggu dulu, ada yang kelupaan. Dibuatnya rencana ini pastinya bukan tanpa alasan kayak perkara aku mencintai dia. Kiw.

Menurut pengelola dan kementerian yang menaungi Candi Borobudur, rencana akan dinaikannya harga tiket masuk ke candi bertujuan untuk melestarikan candi. Hal ini disebabkan oleh penurunan dan pengikisan bangunan candi akibat beban berlebih kunjungan wisatawan. Maka dari itu, untuk mencegah kerusakan lebih parah, dibuatlah rencana penaikan harga tiket masuk candi ini.

Candi Borobudur memang begitu berharga. Bahkan bangunan yang dibuat pada sekitar abad ke-8 di Jawa Tengah ini diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia pertama yang ada di Indonesia. Jika sampai candi peninggalan Dinasti Syailendra ini rusak, maka bukan hanya Raja Samaratungga yang kecewa, tetapi seluruh Indonesia atau mungkin seluruh dunia bisa galau. Karena itu, pemerintah sebagai pihak yang berwenang harus melakukan upaya untuk menjaga bangunan milik seluruh warga Indonesia ini.

Tapi sekali lagi, Rp750.000 kurang masuk akal, sih. Kita sebagai manusia ciptaan Tuhan, kadang suka overthinking, kan. Duit segitu banyak apa benar murni ditujukan untuk melestarikan candi? Atau ternyata ada pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang ikut “nyemilin”?

Dari pada overthink, lebih baik kita fokus ke solusinya aja. Untuk sementara waktu, pemerintah menunda rencana kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur akibat kritik-kritik yang dilontarkan oleh berbagai pihak. Rencana kenaikan harga ini berpindah ke rencana pembatasan kuota wisatawan yang ingin naik ke area stupa candi sebanyak 1.200 dan wajib melakukan reservasi secara online.

Nah, kalau rencana ini benar akan diterapkan, tidak akan ada pihak yang dirugikan karena harga yang dinaikkan atau pun harta Nusantara yang rusak. No julid-julid club!

guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran