Aksi 21 April, Sudah efektif?

Muhammad Fadhlan Rusyda
644 views
Aksi demo yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Jabar pada Kamis (21/4)

Kamis (21/4) Aliansi Mahasiswa Jabar Menggugat melakukan aksi di depan Gedung Sate Jl. Diponegoro Bandung. Aksi ini merupakan aksi lanjutan dari aksi tanggal 11 April 2022 lalu, massa aksi juga tetap membawa tuntutan yang sama dengan beberapa tambahan untuk aksi kali ini.

Selain itu, BEM Kema Unpad bersama beberapa BEM Gama Unpad turut hadir dalam aksi kali ini. Dalam aksi ini, Aliansi BEM se-Unpad membawa 8 tuntutan untuk pemerintah dengan nama “Puncak Pengkhianatan Kekuasaan”. Tuntutan ini mengecam serta mendesak pemerintah untuk melunturkan unsur kepentingan oligarki dan mendesak pemerintah untuk lebih mementingkan kepentingan rakyat.

Tuntutan-tuntutan tersebut disuarakan dalam satu narasi orasi oleh ketua BEM Kema Unpad, Virdian Aurellio Hartono atau yang sering disapa Iyang. Dalam lingkaran yang dibentuk oleh massa aksi, Iyang melakukan orasi yang kemudian menjadi barisan pembuka  orator di kesempatan itu.

Selain Iyang, orasi dalam aksi kali ini juga disampaikan oleh beberapa orator dari berbagai universitas, mereka menyuarakan hal yang sama, tetapi dikemas dengan bentuk pembawaan yang berbeda. Beberapa dari mereka menjadikannya sebuah narasi orasi dan ada yang menjadikannya dalam bentuk puisi.

Aksi kali ini berbentuk festival rakyat, bagi siapa saja yang ingin melakukan orasi akan disediakan waktunya. Selain dari bentuk aksi kali ini, salah satu hal yang menjadi sorotan adalah banyaknya mahasiswa yang memilih untuk tidak menggunakan almamater saat melakukan aksi.

Sikap ini salah satunya ditunjukan oleh mahasiswa Unpad yang semuanya tidak menggunakan almamater, hal ini didasari oleh salah satu stigma yang muncul dari aksi sebelumnya di daerah Bogor. Ketika itu, ada salah satu massa yang dipaksa keluar dari aksi karena tidak menggunakan almamater. 

“Pertama ketika tanggal 11 atau 14 saya lupa di Bogor mencuat kembali aksi yang mengusir salah satu massa aksi karena ngga pake almet, kemudian menimbulkan preseden buruk yaitu gerakan mahasiswa jauh dari  gerakan masyarakat sipil. Akhirnya Jabar harus jadi contoh Jabar harus jadi inspirasi karena bagaimanapun almet itu menjadi instrumen yang menyekat mahasiswa dari masyarakat sipil.” Ujar Iyang kepada Pena Budaya (21/4).

Keikutsertaan Unpad dalam aksi tanggal 21 seakan menimbulkan persepsi tersendiri, sebab aksi ini merupakan aksi lanjutan dari aksi tanggal 10 dan 11 April. Berbagai anggapan muncul dan mempertanyakan arah gerak dari BEM KEMA Unpad terhadap isu yang ada. Menanggapi hal ini, Iyang menyatakan jika hal ini merupakan sikap yang memang diambil BEM KEMA agar tuntutan yang dibawa lebih lengkap.

“Kita mendukung temen-temen yang turun aksi, tapi kita pengen memberikan usulan narasi yang lebih lengkap. Makanya Unpad punya 8 tuntutan Padjadjaran hasil dari forum ketua lembaga dan disepakati di konsolidasi.” Tuturnya

Pernyataan ini kemudian didukung oleh Wakil Ketua BEM Gama FIB Unpad, Fuji Fitri Anjani.

“Pada tanggal 11 April lalu dilaksanakan forum ketua lembaga bersama seluruh KABEM dan WAKABEM Fakultas se-Unpad. Dalam FKL itu kami sepakat dengan apa yang disampaikan Kang Iyang terkait alasan Unpad tidak turun di AKsi tanggal 11 April. Dengan jeda 10 hari dari aksi 11 April, kami semua khususnya aliansi BEM se-Unpad itu mempersiapkan untuk kemaksimalan aksi yang telah dilakukan di tanggal 21 April.” Ucap Fuji kepada Pena Budaya (22/4).

Namun setelah langkah yang diambil oleh BEM KEMA untuk tidak turun di tanggal 11 dan lebih memilih melengkapkan tuntutan yang akan dibawa, aksi tanggal 21 April ini seakan kurang berdampak bagi situasi yang ada. Tidak hadirnya perwakilan pemerintah daerah untuk bertemu dengan massa aksi menjadi salah satu alasannya. 

Aksi ini seakan hanya menjadi wadah bagi individu yang ingin melakukan orasi, tetapi tidak mendapatkan timbal balik dari pihak yang ditujunya. Selain itu, muncul juga beberapa pandangan miring masyarakat terhadap aksi ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah aksi ini sudah efektif dan tepat sasaran? 

BACA JUGA Tulisan lain dari rubrik Liputan dan Berita atau tulisan Muhammad Fadhlan Rusyda lainnya.

guest

1 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
ya, begitulah

Ini berita kan, ya. Tapi kok kesannya kayak opini reporternya?

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran