Yang Tersisa Hanya Aku

Reza Madiva Putri
116 views
','

' ); } ?>

Apa yang Aku Mau

Bunga di kamarku sudah layu, kapan kamu akan menggantinya?
Hatiku sudah mulai kosong, kapan kamu akan mengisinya?
Tulisanku sudah mulai pudar, kapan kamu akan memberikan tintanya?
Air mataku sudah habis terkuras, kapan kamu akan menghentikannya?

Tapi apa kamu tahu soal yang aku mau?
Aku hanya bisa terdiam
Termangu di tengah malam
Mencoba menerima bahwa kau,
Tak akan pernah paham

Maka, biarlah bunga itu kering, 
Biarlah hatiku sunyi, 
Biarlah tinta ini habis; 
Sebab kau tak perlu mengerti, 
Cukup aku saja yang menanggung sepi.

Untaian Detik

Setiap detik aku menunggu kabarmu 
Setiap detik aku menunggu sapamu
Setiap detik aku berharap kau melihat ke arahku 
Setiap detik aku mengatakan, “Tuhan, kapan ia akan datang padaku?”

Aku ingin waktu berhenti 
Tapi ia juga tak mau mengerti 
Di sini sepi
Tapi aku tak pernah beranjak pergi

Bumi terus berputar 
Seakan tidak memberikan sedikit ruang
Biarlah ia tidak mengerti 
Agar aku dikeroyok oleh sepi

Berbagi Perasaan

Kamu tahu? sejak aku menyayangimu,
Aku menjadi manusia tanpa rencana 
Aku menjadi penjelajah bumi,
Yang entah kemana aku akan pergi

Aku suka sekali jika kita berbincang 
Aku suka sekali jika kita berbagi cerita 
Aku suka sekali jika kita berbagi canda 
Aku suka sekali jika kita berbagi tawa 
Aku suka sekali jika kita berbagi pandang
Aku suka sekali jika kita berbagi rasa 
Aku suka sekali jika kita berbagi waktu
Aku suka sekali jika kita saling berbagi
perasaan

Hingga aku tersadar,
Bahwa kamu tidak pernah ada di sini
Bahwa kamu tak pernah mengerti 
Bahkan untuk sekedar saling menyayangi 

Sepasang Mata

Apa kabarmu?
Sungguh aku rindu
Sepasang mata itu kini menjelma menjadi rindu
Yang membisu

Tapi aku tahu,
Di ujung sana kau berdendang dengan riang
Di ujung sana kau melepaskan tawa kesenangan 
Di ujung sana kau teramat tak peduli dengan penderitaan 

Tidak, ini bukan salahmu
Ini salahku yang terlalu menggebu 
Ini salahku yang terlalu merindu
Dan ini salahku yang tidak bisa membencimu

Purnama yang Kelam

Sang purnama datang
Membawa rembulan yang tampak begitu terang 
Aku suka bulan
Walau terkadang ia memberikan kelam

Di sini gelap dan sunyi
Hanya ada aku sendiri 
Aku tidak berharap kau datang 
Memberikan sedikit terang

Tapi malam itu kau datang
Memberikan seribu bayangan 
Seakan kau abadi dalam dekapan

Kenapa?
Kenapa kau datang dan selalu membawa ketidakjelasan?

Yang Tersisa Hanya Aku

Seseorang datang membawa mawar untukku 
Ia tampak begitu harum
Begitu indah rupawan 
Bagai pujangga tanpa kelam

Mawar itu merah merona 
Memberikan percikan asmara 
Mengatakan seolah tak apa untukku beranjak pergi
Memberikan ruang bahagia,
Sedemikian rupa

Tapi mataku terus menatapmu 
Seolah tidak ada seorang pun disana,
Selain kau dan aku
Tapi apa pernah kau melihatku?
Karena yang tersisa di sini hanya aku

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya