Melacak Nilai Budaya dan Isu Sosial serta Politik dalam Serial Anime One Piece

Wildan Nurhayat
260 views
','

' ); } ?>

“One Piece” adalah sebuah serial manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Eichiiro Oda.  Mengisahkan tentang petualangan seorang anak laki-laki bernama Monkey D Luffy yang bercita-cita menjadi raja bajak laut. Luffy memiliki kekuatan tubuh yang elastis seperti karet karena tidak sengaja memakan buah iblis yang bernama Gomu-gomu no mi sewaktu masih anak-anak. Saat berusia 17 tahun, dia mulai mengarungi lautan dan mencari rekan untuk kru bajak lautnya yang bernama Bajak Laut Topi Jerami atau Mugiwara. Dia dan anggota krunya pun bertualang menjelajahi Grand Line untuk mencari harta karun terbesar di dunia yaitu ‘One Piece’.

Cerita “One Piece” ini memiliki nilai budaya yang cukup kompleks dikarenakan tema yang diambil dalam cerita adalah petualangan–setiap petualangannya memiliki kultur dan kebudayaan yang berbeda. Selain itu, terdapat juga mengenai persahabatan. Tokoh-tokohnya, khususnya teman-teman Luffy berasal dari ras, suku, dan daerah yang berbeda-beda. 

Konsep persahabatan dan kesetiaan: Nakama

Salah satu inti dari “One Piece” adalah ‘Nakama’ yang dalam istilah Jepang secara harfiah artinya sahabat. Nakama lebih dari sekedar persahabatan, tetapi mencakup ikatan kesetiaan yang kuat, keinginan untuk saling tolong menolong satu sama lain, dan dukungan secara mendalam. Secara sosiologis, hal ini mencerminkan penekanan budaya di Jepang terkait ketergantungan antarkelompok. Kesetiaan yang sangat kokoh dari Bajak Laut Topi Jerami satu sama lain menggambarkan bentuk solidaritas sosial yang ideal.

Keberagaman identitas kru Topi Jerami

Kru Topi Jerami dikenal karena keanekaragaman menampilkan karakter dari berbagai asal-usul, ras, serta spesies. Keberagaman ini bukan hanya bagian dari cerita, melainkan cerminan pesan budaya yang luas. Secara sosiologis, kru yang beragam ini bisa dilihat sebagai simbol multikulturalisme dan pentingnya menerima perbedaan. Kemampuan serta sudut pandang unik setiap anggota memberikan kontribusi pada kesuksesan kru, menekankan betapa pentingnya keberagaman untuk mencapai tujuan bersama. Ras raksasa dari pulau raksasa atau Elbaf, manusia ikan di Fishman Island, peri kecil di Dressrosa, bahkan robot-robot di pulau Egghead dan ras-ras lainnya juga mencerminkan nilai demikian.

Serial “One Piece” juga mengandung isu sosial dan politik yang kompleks. Dalam ceritanya, kru Bajak Laut Topi Jerami sering sekali bertualang pulau-pulau yang memiliki masalah sosial cukup serius. Berikut beberapa contoh isu sosial dan politik yang diambil dalam serial “One Piece”.

Kasus korupsi di Arlong Park dan Tenryuubito atau Kaum Naga Langit

Kasus korupsi pertama dalam serial ini terjadi di Arlong Park Arc. Arlong menyuap seorang pejabat pemerintah untuk mencuri tabungan Nami yang telah dikumpulkannya dengan mempertaruhkan nyawa. Seiring perkembangan cerita, penggemar juga akan mengenal latar belakang Nico Robin. Salah satu tindakan paling keji yang dilakukan oleh pemerintah dunia adalah penghancuran seluruh pulau, termasuk penduduknya serta berbagai informasi penting yang ada di sana. Untuk menyembunyikan rahasia kelam Zaman Kegelapan, pemerintah dunia melarang siapapun mempelajari sejarah tersebut dan Poneglyph, tetapi penduduk Ohara tetap melakukannya. 

Rasisme antara Manusia dan Manusia Ikan

Rasisme muncul dari tindakan orang-orang yang tidak mau menerima keberagaman. Contoh rasisme yang paling jelas dalam “One Piece” adalah konflik antara Manusia Ikan dan Manusia. Kedua belah pihak mewariskan kebencian dari generasi ke generasi, menciptakan siklus kebencian yang tidak berkesudahan.

Perbudakan dan perdagangan manusia

Para bangsawan dunia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pemerintah dunia dan bebas memperlakukan orang lain sesuka hati. Di dalam serial “One Piece” mereka para bangsawan dunia, lebih dikenal dengan Tenryuubito, memanfaatkan bajak laut buronan, ras lain, dan anak yatim piatu sebagai budak, serta memperlakukannya dengan kejam tanpa rasa bersalah.

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya