Jakarta sebagai Kode Kematian: Benarkah CIA Membidik Indonesia dalam G30S/PKI

Najla Deva Sabrina
263 views
','

' ); } ?>

Tahukah kalian bahwa kata “Jakarta” pernah dijadikan kode pembunuhan massal? Tidak hanya itu, terdapat pula frasa “Jakarta akan Datang” yang banyak ditulis di tembok-tembok sebagai bentuk ancaman bagi mereka yang berada di sayap kiri.

Metode Jakarta atau The Jakarta Method: Washington’s Anticommunist Crusade & the Mass Murder Program that Shaped Our World karya Vincent Bevins yang terbit pada 2020 menjelaskan tentang sebuah sistem brutal yang dipakai, ditiru, dan diaplikasikan di negara lain untuk mengkambinghitamkan komunis. Digambarkan pula tentang bagaimana Amerika Serikat mendukung pembunuhan massal terhadap gerakan komunis dan simpatisannya di dunia selama perang dingin. Buku ini turut memberikan narasi berbasis bukti dan penelitian terkait apa yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965–1966. 

Bagi Amerika, komunisme merupakan ancaman global yang dapat mengguncang stabilitas politik, ekonomi, dan hegemoni di dunia. Sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya kita berkenalan dahulu dengan CIA (Central Intelligence Agency), badan intelijen khusus AS yang berperan dalam upaya pemberantasan komunis.

Cikal Bakal Lahirnya CIA

Sebenarnya, lembaga intelijen ini sudah mulai terbentuk sebelum Perang Dunia II, tetapi belum dikoordinasikan oleh satu badan khusus. Pada 1942, dibentuk Office of Strategic Services (OSS) sebagai cikal bakal CIA. Pada akhir Perang Dunia II, Presiden Harry S. Truman membubarkan OSS dan memindahkannya ke lembaga sementara bernama Strategic Services Unit (SSU) yang kemudian dilebur menjadi Central Intelligence Group (CIG). CIG mulai menjalankan tugasnya sebagai badan intelijen secara independen, namun situasi berubah pada 1947. Truman menandatangani Undang-Undang Keamanan yang melahirkan CIA. Dua tahun kemudian, Truman secara diam-diam memberi wewenang keleluasaan kepada CIA untuk mendanai operasi intelijen dan mengembangkan prosedur kepegawaian di luar standar birokrasi pemerintah AS.  Jika dilihat secara kronologis, lahirnya CIA juga dipengaruhi oleh Doktrin Truman yang menetapkan bahwa AS siap memberikan bantuan politik, militer, dan ekonomi kepada negara yang terancam oleh kekuatan otoriter, terutama ideologi komunisme. 

Teori Domino dan Intervensi AS

Ketakutan AS akan komunis dilatarbelakangi oleh Teori Domino yang merupakan pandangan apabila suatu negara jatuh ke dalam pengaruh komunis, negara di sekitarnya juga akan jatuh seperti deretan kartu domino. Ketakutan dan kekhawatiran ini mendasari AS untuk mulai menggencarkan intervensi di negara lain. Sebelum Indonesia, Bevins mengatakan bahwa AS telah melakukan kudeta di Iran dan Guatemala. Pada 1950 di Iran, AS berhasil menggulingkan Perdana Menteri Mossadeq yang diduga menasionalisasi minyak asing. CIA mendanai ormas untuk melakukan kudeta yang berakhir dengan naiknya Mohammad Reza Pahlevi. Di Guatemala pada 1954, AS berhasil melengserkan Presiden Jacobo dan melancarkan operasi PBSUCCES. Intervensi di kedua negara tersebut memperlihatkan pola berulang: menuduh pemimpin nasionalis sebagai komunis lalu melancarkan operasi rahasia dengan memanfaatkan kekuatan lokal. Lantas, mengapa AS memilih Indonesia sebagai negara yang akan diintervensi selanjutnya?

Dalam bukunya, Bevins menegaskan bahwa Indonesia tak sebatas negara berkembang, melainkan papan utama yang harus diamankan agar komunisme tidak jatuh dan menyebar ke negara lain di Asia Tenggara. AS melihat Indonesia sebagai titik penting geopolitik dunia: letaknya strategis, jumlah penduduknya banyak, dan posisi ideologis Soekarno yang semakin condong ke kiri. Selain itu, AS juga melihat Indonesia sebagai negara yang mudah untuk diintervensi karena banyak masyarakat yang menentang komunis. Bak melihat santapan di depan mata, AS melalui CIA mengambil langkah agresif dengan menyokong pemberontakan bersenjata PRRI dan PERMESTA untuk menggulingkan Soekarno. Namun, CIA gagal yang dibuktikan dengan tertangkapnya Allen Lawrence Pope, pilot asing yang membantu PERMESTA. Belajar dari kesalahan, AS beralih ke strategi sistematis yang tersembunyi. AS menguatkan militer Indonesia dengan memberangkatkan para perwira untuk mengikuti pendidikan militer. Alih-alih pendidikan militer, AS berhasil mendoktrin perwira Indonesia hingga terbentuklah jaringan perwira strategis dan anti komunis. Jaringan tersebut menghasilkan pembuatan daftar target yang berisi nama-nama kader PKI dan aktivis kiri. Daftar nama itu menjadi senjata mematikan dalam operasi pembersihan 65. Aliansi ini merupakan pondasi lahirnya Metode Jakarta.

Lalu, Apa Itu Metode Jakarta dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Metode Jakarta merupakan sistem pembantaian politik anti-komunis di Indonesia yang kemudian direplikasi di negara lain. PKI pada 1950–1960an merupakan massa raksasa dengan jaringan akar rumput yang menjalar di seluruh lapisan masyarakat. Pada pemilu 1955, PKI berhasil meraih posisi keempat dengan lebih dari 16,4 persen suara nasional. Sementara itu, tumbuh sentimen di tubuh militer terkait ketidakpuasan dominasi PKI dan memandang hal tersebut sebagai ancaman. Situasi ini diperparah dengan hiperinflasi, Soekarno yang dinilai lebih fokus dengan konfrontasi Indonesia–Malaysia, dan proyek mercusuarnya. 

Puncaknya terjadi pada 1 Oktober 1965 berupa peristiwa Gerakan 30 September yang menculik dan membunuh sejumlah jenderal. Peristiwa ini memasukkan Indonesia ke dalam fase tergelap dalam sejarah modern. Pasca peristiwa tersebut, militer Indonesia bergerak cepat. Soeharto mengambil alih militer di Jakarta dan perlahan mengisolasi Soekarno. Dalam waktu singkat, militer Indonesia melancarkan pembantaian sistematis terhadap siapa saja yang dicurigai sebagai anggota atau simpatisan PKI. Orang-orang ditangkap tanpa pengadilan untuk kemudian disiksa dan dibunuh. CIA memperkirakan jumlah korban mencapai 500–1 juta jiwa. Kerusuhan pembantaian ini menjadi bagian dari operasi terkoordinasi yang melibatkan militer, aparat sipil, dan organisasi anti-komunis. Akhirnya, PKI hancur total. Indonesia menjadi negara represif di bawah bayang-bayang militer. 

Bevins berpendapat bahwa AS bukan hanya pengamat dalam peristiwa G30S, tetapi terlibat aktif meskipun tidak melalui militer terbuka. Pada 1990, staf kedutaan AS mengakui telah menyerahkan daftar nama komunis kepada militer Indonesia. Daftar nama ini menjadi “bantuan besar” dalam operasi pembersihan. 

Apa Dampak Metode Jakarta?

Bagi Amerika dan sekutu, Indonesia adalah contoh ideal bagaimana komunisme bisa dihancurkan tanpa intervensi besar-besaran. Apa yang terjadi di Indonesia membuktikan bahwa musuh ideologis bisa dihancurkan tanpa operasi terbuka selama ada kekuatan lokal yang bersedia menjalankan tugas tersebut. Brazil adalah negara pertama yang langsung mengadopsi model Metode Jakarta. Bevins menemukan bukti adanya pertemuan rahasia antara militer Brazil dan Indonesia. Metode Jakarta diterapkan tanpa modifikasi, menyebar ke seluruh Amerika Latin. 

Di Indonesia, kekuasaan Soeharto menguat dengan dukungan Barat. Rezim Soeharto membuka stabilitas politik melalui kontrol militer yang kuat dan sangat anti-komunis. Pada tingkat sosial, masyarakat Indonesia dipaksa melupakan sejarah, kurikulum pendidikan direkayasa, narasi resmi negara yang diajarkan adalah bahwa pembantaian itu perlu, bahwa PKI adalah dalang kejahatan tanpa ruang diskusi, dan orde baru merupakan penyelamat bangsa. Muncul film propaganda yang juga menjadi alat indoktrinasi selama puluhan tahun. Akibatnya, generasi muda tumbuh dengan pengetahuan sejarah yang cacat. Distorsi sejarah adalah masalah besar karena bangsa yang melupakan sejarah merupakan bangsa yang mudah dipecah belah dan rawan mengulangi kesalahan yang sama.

Daftar Pustaka

Bevins, V. (2020). The Jakarta Method: Washington’s Anticommunist Crusade & the Mass Murder Program that Shaped Our World. Hachette Book Group.

History of CIA. (n.d.). CIA. Retrieved September 10, 2025, from https://www.cia.gov/legacy/cia-history/

Kingston, T. (2020, August 2). Book Review: The Jakarta Method: Washington’s Anticommunist Crusade and the Mass Murder Program That Shaped Our World by Vincent Bevins | USAPP. LSE Blogs. Retrieved September 10, 2025, from https://blogs.lse.ac.uk/usappblog/2020/08/02/book-review-the-jakarta-method-washingtons-anticommunist-crusade-and-the-mass-murder-program-that-shaped-our-world-by-vincent-bevins/

Raymundo, S., Yates, M. D., Gilbert, C., Foster, J. B., Dobrovolski, R., Pedregal, A., & Bordera, J. (2022, June 1). The Jakarta Method, Then and Now: U.S. Counterinsurgency and the Third World. Monthly Review. Retrieved September 10, 2025, from https://monthlyreview.org/2022/06/01/the-jakarta-method-then-and-now/

Schwartz, L. (2020, July 25). Enduring Cold War Imperialism: On Vincent Bevins’s “The Jakarta Method”. Los Angeles Review of Books. Retrieved September 9, 2025, from https://lareviewofbooks.org/article/enduring-cold-war-imperialism-on-vincent-bevinss-the-jakarta-method/

Subscribe
Notify of
guest

0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya