Sadar Sedari
Ternyata itu pilihanmu, kau dipaksa membenci air
Di bumi yang penuh dengan air, bahkan isi dirimu
Ternyata, aku mendorongmu ke sakit yang selalu kau paksa lupakan
Kau indahkan lukamu dengan hadirku?
Aku membunuhmu perlahan dan kau ingin mati dengan indah olehku, tenggelam bersama, kau ke surga, aku ke neraka yang pertama
Salah Siapa
Bukan maksudku seperti ini, kalian salah, mata kalian tidak melihatku dengan indah, apa tidak jelas jejak langkah yang kutinggalkan dengan penuh harap teringat itu?
Ini jalan terindahku, kukatakan
Kemana rasa bangga kalian?
Aku takut, setelah kehilangan diriku, kehilangan kalian juga
A…a…a…kkku?
Bolehkah Meniru
Untuk apa punya lidah, tetapi takut tuk merasa
Untuk apa memaki, tetapi takut tersiksa
Untuk apa menghakimi ketika kenyataannya ini pertama kali?
Serpihan nyawaku, yang hidup karena orang lain
Tolong tanyakan pada mereka, bagaimana jika tidak tercipta?
Apa diriku yang murni bisa benar-benar menemukan arti atau arti memang akan selalu berganti bersama andil orang lain untuk diri?
Terbungkam dengan sepenuh hati
Meratapi
Ini Putus Asa?
Memaksa sibuk dari tenang yang larut
Rasa senang di jiwa tanpa raga
Menyisir sedih di taman impian
Meraih harap dengan kehancuran setelahnya
Aku dibawa, merah, ketakutan akan segala marah
Dipaksaku melihatnya
Muka masammu, milikku, biru