Lebih Dekat Dengan Komunitas Sastra Neko-chan

Nada Afifah Ramadhanti
1409 views

Kucing dan internet adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan di tengah geliat orang-orang yang keranjingan sosial media. Warganet yang sudah kepalang bosan dengan berita politik atau semacamnya biasanya merefleksikan diri pada konten-konten kucing yang menggemaskan. Menurut kurator pameran “How Cats Took Over the Internet (2015)”, Jasson Eppink, bodo amatnya kucing terhadap kamera dan manusia, membuat penonton mendapatkan kesenangan tertentu yang biasa disebut sebagai voyeuristic (perliaku mengintip yang berkaitan dengan kenikmatan seksual) dari menonton tingkah laku mereka yang kadang bikin kita kesengsem dan ketawa sendiri.

Selain itu, internet juga dianggap menjadi taman virtual kucing, di mana para pecinta kucing bisa memamerkan kucingnya, karena jarang sekali kucing-kucing yang mau dibawa jalan oleh pemiliknya. Hal ini juga yang dilakukan oleh salah satu komunitas pecinta kucing di FIB Unpad dengan mendokumentasikan kucing-kucing FIB ke dunia internet di sebuah akun bernama Sastranekochan. Pena Budaya mendapat kesempatan untuk mewawancarai salah satu pengurus Sastra Neko-chan ini.

Bagaimana awal terbentuknya komunitas kucing Sastranekochan?

Akun Sastranekochan sendiri itu dibuat pada tahun 2018. Tapi, awal terbentuknya itu nggak tau pastinya kapan, tiba-tiba kebentuk aja. Semuanya berawal dari pertemuan beberapa orang yang sama-sama tertarik dengan kucing. Dari pertemuan itulah, nggak lama kemudian tercipta komunitas penyayang kucing yang diberi nama Sastranekochan.

Kalau dari namanya sendiri, kenapa namanya Sastranekochan?

Untuk namanya sendiri berbau Je-Jepangan karena banyak banget kucing yang ngumpul di Pusat Studi Bahasa Jepang, dari situ kita ambil deh nama yang berbau bahasa Jepang, dan ketemulah namanya yaitu Sastranekochan yang kurang lebih artinya kucing-kucing FIB.

Ada alasan khusus gitu ga kenapa harus buat akun kucing-kucing FIB ini?

Awalnya sih cuma iseng aja kak, eh ganyangka ternyata masyarakat FIB antusias dan membuat akun ini memiliki follower yang melejit langsung banyak. Dari situ akhirnya kami mulai serius untuk ngasih informasi soal kucing-kucing FIB dan juga ngebuka donasi buat kasih makan kucing-kucing lewat akun instagram tersebut. Dengan dibuatnya akun instagram itu juga,  jadi lebih memudahkan kami untuk menggaet para pecinta kucing di FIB untuk sama-sama peduli terhadap nasib kucing-kucing yang sakit dan atau kelaparan.

Kalau donasinya berbentuk uang, biasanya dipake untuk beli makanan juga. Tapi ada juga dana yang disimpan untuk keperluan mendadak, kayak untuk kucing yang sakit dan lainnya. Transparansi dana juga kita unggah di instastory akun itu biar orang-orang juga percaya bahwa uang yang mereka donasikan tuh emang buat keberlangsungan kucing-kucing di FIB.

Kalau kepengurusan Sastranekochan ini bentuknya bagaimana?

Kepengurusan dari Sastranekochan sendiri kurang lebih sama seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiwa) lainnya. Ada proses open recruitment dan wawancara. Pada struktur kepengurusannya terdapat bagian pahlawan kucing, bendahara, desain, dan admin. Namun, karena pandemi yang terjadi saat ini, belum banyak kegiatan yang bisa kami lakukan. Saat ini kami hanya aktif untuk menyebarkan informasi terkait pembukaan donasi.

Pahlawan kucing memiliki tugas untuk membagikan informasi tentang donasi, membawa kucing ke vet, memandikan kucing, dan beberapa hal lainnya. Namun, pada dasarnya semua anggota dapat disebut sebagai pahlawan kucing karena kelak seluruhnya juga akan mengurus kucing-kucing tersebut. Hanya saja, pahlawan kucing memang cenderung lebih berperan aktif. Saat ini anggota dari Sastranekochan tidak hanya dari FIB saja, tapi ada juga yang dari Fikom.

Kucing di FIB itu sendiri kan ada banyak ya, nah gimana sih cara ngebedain kucing-kucing yang berkeliaran di FIB itu?

Sejauh ini jumlah kucing di FIB itu ada sekitar 40 ekor, nah untuk membedakan setiap kucing biasanya akan teringat dan hafal dengan sendirinya. Tapi, kami juga nge-highlight nama-nama kucing itu di Instagram, supaya bisa membantu mahasiswa FIB buat menghafal nama-nama kucing dan membedakan dari kucing lainnya.

Selain itu, ketika kami memberikan kucing-kucing itu nama, kami melakukan polling di akun instagram @sastranekochan itu sendiri dan kadang meminta pendapat atau saran dari mahasiswa, jadi masyarakat FIB juga dapat berpartisipasi dalam pemberian nama kucing. Dalam pemberian nama setiap kucing ini pun, nggak ada alasan khusus atau latar belakang yang spesifik. Semuanya memang diberi nama sesuai keinginan saja, kecuali untuk salah satu kucing yang diberi nama es campur. Dia dipanggil Eca karena punya tiga warna, jadi filosofinya es campur, hahah.

Biasanya kucing-kucing FIB ini suka nongkrong di mana sih?

Tidak sulit mencari kucing di FIB, terlebih ketika membunyikan botol dry food. Mereka akan langsung datang dengan sendirinya, seperti sudah hafal dan nggak asing dengan suara tersebut. Tapi hal tersebut juga bergantung kepada situasi, kalau ternyata nggak semuanya yang datang, maka kucing-kucing itu harus dicari dengan menyusuri beberapa tempat, seperti warung pakilun atau di pelataran PSBJ.

Apa sih harapan sastranekochan ke depannya apalagi di tengah pandemi seperti ini?

Adanya pandemi sekarang ini membuat seluruh kegiatan kampus terpaksa ditiadakan. Dengan tidak hadirnya manusia-manusia alias budak para kucing ini, juga berdampak bagi kucing-kucing yang berada di FIB. Karena, biasanya banyak mahasiswa yang memberikan makan ketika berkegiatan sehari-hari di kampus. Walaupun begitu, ternyata saat ini masih ada juga mahasiswa yang menyempatkan untuk datang ke FIB atau PSBJ untuk sekadar melihat, bahkan memberikan makan pada kucing-kucing tersebut.

Harapan kami ke depannya sih tentu saja keadaan bisa segera cepat membaik, supaya kami juga bisa berkegiatan kembali ke kampus dan bisa mengoptimalkan kinerja dalam merawat setiap kucing di fakultas kami tercinta. Kami juga berharap ada edukasi seputar kucing yang nantinya dapat memberikan pengaruh kepada orang lain, supaya akan lebih banyak orang yang menyayangi kucing. Selain itu, semoga teman-teman FIB juga tetap mempertahankan rasa cintanya terhadap kucing, di manapun berada. Kami merasa sangat terbantu akan antusias teman-teman FIB yang sampai membeli makanan kucing dan selalu membawanya di tas mereka. Jadi kami juga cukup terbantu kalau mereka turut ikut serta dalam memberi makan kucing.


Jika teman-teman ingin berdonasi sila kunjungi instagram @sastranekochan

Editor: Tatiana Ramadhina

guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran