Kikuknya BEM Kema Unpad Mengenai UKT dan BEM Gama yang Tak Kunjung Menentukan Sikap

Bismoko Nizaar A
1995 views

Sebelum memasuki awal semester genap, isu tentang Uang Kuliah Tunggal atau biasa disebut UKT, akhir-akhir ini jadi perbincangan hangat lagi di beberapa kampus di Indonesia, tak terkecuali di Universitas Padjadjaran.

Keluhan tentang pemotongan UKT tak sekadar keluhan semata. Keluhan ini didasari oleh kondisi pandemi yang membuat fasilitas kampus tidak terpakai, sehingga menjadi logis bila mahasiswa mengajukan permohonan pemotongan UKT di tengah-tengah badai pandemi ini.

Isu ini bermula dari beberapa mahasiswa Unpad yang mengeluhkan soal kejelasan pemotongan UKT 50 % yang tak kunjung diinisiasi oleh BEM Kema Unpad kepengurusan baru yang dilantik pada 17 Desember 2020 lalu. Alih-alih menyiapkan survei dan kajian soal UKT, BEM Kema yang diketuai oleh Rizky Maulana atau akrab disapa Kang Cul ini justru malah mengadakan survei rekomendasi Kepala Bidang Departemen yang kalau dilihat urgensinya tidak terlalu penting dibanding UKT. Miris.

Meskipun begitu, seolah-olah mendengar keluh kesah mahasiswa Unpad soal UKT, BEM langsung mengadakan “konsolidasi terbuka” pada tanggal 7 Januari 2021 yang anehnya baru dilaksanakan sebelum H-2 bertemu dengan pihak rektorat.

Alih-alih konsolidasi, acara ini bagi saya malah seperti acara sosialisasi dan silaturahmi yang nggak perlu-perlu amat untuk diadakan. Bahkan beberapa kali, BEM kurang paham betul apa yang sebenarnya dibahas dalam “konsolidasi” tersebut. Beberapa partisipan “konsolidasi” ini bahkan menyebut acara ini layaknya “Live Pacar (Padjadjaran Care) Unpad” dan atau sekadar perkenalan Kabem yang agaknya sangat menjunjung tinggi nilai “etika dan moral”, hehe.      

Ditambah lagi dengan adanya pencorengan visi “BEM Kema Unpad yang interconnected 24/7” dari BEM Kema sendiri yang malah ingin mengakhiri “konsolidasi” di tengah-tengah acara yang bahkan belum menunjukan batang hidung sikap konsolidasi (baca: stance) yang jelas dari BEM Kema perihal pemotongan UKT ini.

Sekuel #KawalUKT kemudian dilanjutkan dengan audiensi bersama Rektorat pada tanggal 8 Januari 2021 yang—lagi-lagi tidak sesuai janji—disalurkan via live Instagram BEM Kema Unpad (@bem.unpad) dengan cara yang unik, yaitu memposisikan ponsel ke depan layar laptop menggunakan tangan, tanpa tripod. Bayangkan apabila audiensi berlangsung lama, bisa-bisa admin Instagram BEM Kema Unpad ini harus menggunakan banyak produk pereda nyeri sendi.

Bukannya membahas UKT, pihak rektorat malah sibuk memperkenalkan dirinya kepada jajaran pengurus BEM yang baru, lalu pamit karena ada rapat yang harus mereka lakukan dengan rektor, Ibu Rina Indiastuti. Apakah ini pertanda bahwa UKT bukanlah prioritas dalam agenda rektorat?

Kejanggalan lain yang saya rasakan dan mungkin teman-teman Kema rasakan yaitu soal sikap Kang Cul selaku ketua BEM Kema Unpad yang manggut-manggut saja tanpa ada daya tawar dan negosiasi yang sengit, saat pihak rektorat mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan diskusi secara luring di Jatinangor pada hari Selasa, 12 Januari 2021 tanpa kejelasan soal transparansi audiensi. Ditambah lagi wakilnya yaitu Muhammad Fadilah Ghifari yang entah mengapa terlihat tidak “membantu” sang ketua baik itu saat “konsolidasi terbuka” maupun saat audiensi sosialisasi dengan rektorat.

Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), tentu saja BEM Gama FIB menjadi tempat di mana kita mempertanyakan sikap dan langkah-langkah yang akan mereka ambil untuk menghadapi masalah ini.

Usut punya usut, kepengurusan baru pimpinan BEM Gama FIB baru melakukan Forum Komunikasi (forkom) bersama pimpinan tiap himpunan mahasiswa pada tanggal 7 Januari 2021 yang mana berbarengan dengan “konsolidasi terbuka” yang dibawakan oleh BEM Kema, entah dari mana asalnya “ide cemerlang” yang spontan tersebut.

Berdasarkan sumber yang saya dapatkan, forkom tersebut justru malah menghimpun cerita-cerita dari pengalaman penangguhan UKT semester lalu, dibanding menyusun langkah-langkah konkret mengingat pembayaran UKT yang hanya berjarak dua hari setelah forkom tersebut.

Dari hasil notulensi, forkom tersebut membuahkan hasil bahwa BEM Gama FIB akan membentuk tim Task Force atau yang mungkin lebih dikenal dengan istilah Satgas (Satuan Petugas) untuk mengatasi permasalahan mengenai UKT dengan tujuan untuk memudahkan distribusi survei, koordinasi, dan cross-check tiap himpunan. Sedangkan, survei tersebut baru akan dilaksanakan dari tanggal 9-16 Januari 2021. Tim Task Force ini sendiri terdiri dari anggota BEM Gama FIB, BPM, dan delegasi dari masing-masing himpunan di FIB Unpad.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah, jika BEM Gama baru melakukan survei 9-16 Januari nanti, tapi BEM Kema sudah melakukan konsolidasi dengan pimpinan BEM Fakultas 6 Januari lalu, lantas sebenarnya peran dan aspirasi apa yang dibawa BEM Gama pada konsolidasi terbuka BEM Kema Unpad kemarin? Apakah ini yang membuat Kabem Gama kepengurusan baru, Muhammad Rizky Ramadhan, tidak mengeluarkan suara sepeser pun saat konsolidasi kemarin di saat hampir setiap BEM Fakultas mengeluarkan aspirasinya?

Patut dipertanyakan.

Editor: Raihan Rizkuloh Gantiar Putra
Desainer: Azka Nadyana

Rubrik Sudut Pandang merupakan tempat Pena Budaya mewadahi masyarakat umum mengeluarkan gagasan pribadinya.

Baca ketentuan tulisan di sini jika kamu merasa opinimu harus diketahui umum!

guest

0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Lainnya

Inspirasi Budaya Padjadjaran